Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe iklim yaitu :
- Iklim A. Iklim yang memiliki bulan basah lebih dari 9 kali berturut-turut
- Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut
- Iklim C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut
- Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut
berdasarkan urutan bulan basah dan kering dengan ketententuan tertentu diurutkan sebagai berikut:
- Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mm
- Bulan lembab bila curah hujan 100 – 200 mm
- Bulan kering bila curah hujan kurang dari 100 mm
A : Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan.
B : Jika terdapat 7 � 9 bulan basah berurutan.
C : Jika terdapat 5 � 6 bulan basah berurutan.
D : Jika terdapat 3 � 4 bulan basah berurutan.
E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.
B : Jika terdapat 7 � 9 bulan basah berurutan.
C : Jika terdapat 5 � 6 bulan basah berurutan.
D : Jika terdapat 3 � 4 bulan basah berurutan.
E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.
Pada
dasarnya Kriteria bulan basah dan bulan kering yang dipakai Oldeman
berbeda dengan yang digunakan oleh Koppen atau pun Schmidt �
Ferguson Bulan basah yang digunakan Oldeman adalah sebagai berikut:
Bulan basah apabila curah hujan lebih dari 200 mm. Bulan lembab apabila
curah hujannya 100 - 200 mm. Bulan kering apabila curah hujannya kurang
dari 100 mm.
Sistem Klasifikasi Oldeman
Klasifikasi
iklim yang dilakukan oleh Oldeman didasarkan kepada jumlah kebutuhan
air oleh tanaman, terutama pada tanaman padi. Penyusunan tipe iklimnya
berdasarkan jumlah bulan basah yang berlansung secara berturut-turut.
Oldeman, et al
(1980) mengungkapkan bahwa kebutuhan air untuk tanaman padi adalah 150
mm per bulan sedangkan untuk tanaman palawija adalah 70 mm/bulan, dengan
asumsi bahwa peluang terjadinya hujan yang sama adalah 75% maka untuk
mencukupi kebutuhan air tanaman padi 150 mm/bulan diperlukan curah hujan
sebesar 220 mm/bulan, sedangkan untuk mencukupi kebutuhan air untuk
tanaman palawija diperlukan curah hujan sebesar 120 mm/bulan, sehingga
menurut Oldeman suatu bulan dikatakan bulan basah apabila mempunyai
curah hujan bulanan lebih besar dari 200 mm dan dikatakan bulan kering
apabila curah hujan bulanan lebih kecil dari 100 mm.
Lamanya
periode pertumbuhan padi terutama ditentukan oleh jenis/varietas yang
digunakan, sehingga periode 5 bulan basah berurutan dalan satu tahun
dipandang optimal untuk satu kali tanam. Jika lebih dari 9 bulan basah
maka petani dapat melakukan 2 kali masa tanam. Jika kurang dari 3 bulan
basah berurutan, maka tidak dapat membudidayakan padi tanpa irigasi
tambahan (Tjasyono, 2004).
Oldeman
membagi lima zona iklim dan lima sub zona iklim. Zona iklim merupakan
pembagian dari banyaknya jumlah bulan basah berturut-turut yang terjadi
dalam setahun. Sedangkan sub zona iklim merupakan banyaknya jumlah bulan
kering berturut-turut dalam setahun. Pemberian nama Zone iklim
berdasarkan huruf yaitu zone A, zone B, zone C, zone D dan zone E
sedangkan pemberian nama sub zone berdasarkana angka yaitu sub 1, sub 2,
sub 3 sub 4 dan sub 5.
Zone
A dapat ditanami padi terus menerus sepanjang tahun. Zone B hanya dapat
ditanami padi 2 periode dalam setahun. Zone C, dapat ditanami padi 2
kali panen dalam setahun, dimana penanaman padi yang jatuh saat curah
hujan di bawah 200 mm per bulan dilakukan dengan sistem gogo rancah.
Zone D, hanya dapat ditanami padi satu kali masa tanam. Zone E,
penanaman padi tidak dianjurkan tanpa adanya irigasi yang baik.
(Oldeman, et al., 1980).
Tabel Klasifikasi iklim menurut Oldeman :
Oldeman membagi tipe iklim menjadi 5 katagori yaitu A, B, C, D dan E.
Tipe A : Bulan-bulan basah secara berturut-turut lebih dari 9 bulan.
Tipe B : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 7 sampai 9 bulan.
Tipe C : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 5 sampai 6 bulan.
Tipe D : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 3 sampai 4 bulan.
Tipe E : Bulan-bulan basah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan.
Tipe A : Bulan-bulan basah secara berturut-turut lebih dari 9 bulan.
Tipe B : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 7 sampai 9 bulan.
Tipe C : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 5 sampai 6 bulan.
Tipe D : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 3 sampai 4 bulan.
Tipe E : Bulan-bulan basah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan.
Tabel 1. Tipe Utama
| ||
NO.
|
TIPE UTAMA
|
PANJANG BULAN BASAH (BULAN)
|
1.
|
A
|
> 9
|
2.
|
B
|
7 - 9
|
3.
|
C
|
5 - 6
|
4.
|
D
|
3 - 4
|
5.
|
E
|
<3
|
Tabel 2. Sub Tipe
NO.
|
SUB TIPE
|
PANJANG BULAN KERING (BULAN)
|
1.
|
1
|
<= 1
|
2.
|
2
|
2 - 3
|
3.
|
3
|
4 – 6
|
4.
|
4
|
> 6
|
No comments:
Post a Comment