Saat ini dengan era
Demokrasi dan Kebebasan Pers kita bisa menemukan berbagai stasiun TV
lokal di berbagai daerah di Indonesia. namun jika ditelisik hanya Ada 10
Stasiun TV Nasional yang beredar di secara gratis untuk pemirsanya di
seluruh Indonesia. kesepuluh stasiun pemilik itu jika dikerucutkan lagi
hanya memiliki 5 nama dalam status kepemilikannya, yaitu :
1. Chairul Tanjung : Trans TV dan Trans 7
2. Harry Tanoesodibjo : RCTI,Global TV dan MNCTV
3. Eddy kurnadi Sariaatmadja : SCTV dan Indosiar
4. Aburizal Bakrie : ANTV dan Tvone
5. Surya Palloh : MetroTV
Menariknya dari
kesemua invidu pemilik TV tersebut hanya satu yang tidak memiliki
afiliasi langsung dengan partai politik, atau politik sebagai arus
utamanya yaitu Edy Kurnadi Sariaatmadja dari SCTV grup. walau
siapapun sebenarnya bisa, tapi Chaerul Tanjung dari Grup Trans kalau
ditelusuri lebih lanjut memiliki keterkaitan yang kuat dengan penguasa
Negara terlepas juga dengn kepemimpinan penguasa Negara di partai
politik tertentu. Partai Nasdem sebagai partai baru yang belum pernah
mengikuti Pemilu, ‘dimiliki’ oleh Metro TV oleh Surya Palloh dan MNC
grup oleh Harry Tanoe, sementara Aburizal bakrie di Golkar.
Dan dari kelima nama itu, hanya Surya palloh yang belum pernah mencatatakan namanya di 40 besar orang terkaya di Indonesia.
Pada rilis forbes 40
indonesia richest baru-baru ini, Chaerul tanjung adalah yang terkaya
dengan menempati urutan ke-5 terkaya di Indonesia dengan kekayaan 3,4
billion dollar atau setara dengan 30 trilyun rupiah. Harry
Tanoe menempati urutan ke dua pada daftar pemilik stasiun Tv ini
sebagai orang nomer 29 terkaya di Indonesia. Dan Eddy kurnadi
Sariaatmadja menempati urutan ke -40 orang terkaya di Indonesia atau
menempati urutan ke-tiga dengan kekayaan 750 juta dollar atau sekitar 7
trilyun rupiah.
Abuizal Bakrie dengan
kepemilikan sahamnya yang berkurang signifikan di beberapa emiten
terbesar di Indonesia, serta dengan kebijakan perusahaannya yang banyak
membayar utang jatuh tempo, melorot dari urutan nomer 1 di Indonesia 3
tahun lalu hingga menjadi terlempar keluar 40 besar orang terkaya di
Indonesia saat ini. dan mungkin ini juga disebabkan oleh pengaliran dana
yang dimilikinya untuk membiayai sendirian partai politik yang
dipimpinnya.
Dan Televisi adalah
media pendidikan satu arah. Dalam komoditasnya sebagai alat Demokrasi,
Televisi tidak berbayar adalah TV yang menyiarkan Informasi berdasarkan
kepentingan si pemilik ataupun subjek lain yang memiliki modal.
Ke lima pemilik
stasiun TV tidak berbayar di Indonesia adalah pendidik satu arah yang
mengajarkan murid-muridnya, tak perduli latar belakang pendidikannya,
tidak pedagogis.
Dan Demokrasi adalah entitas yang positif sekarang ini.
Dengan liberalnya
modal untuk berpropaganda, dengan pentingnya acara TV dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat, Demokrasi ini tidak lain adalah Demokrasi
transisi yang pada suatu saat akan menghasilkan bentuk lain yang lebih
equilibrium.
John Mayer dalam lagu
“waiting for the world to change” secara tersurat menyebutkan kekuatan
orang-orang kuat dalam bisnis media yang juga kuat dalam politik sebagai
:
..And when you trust
your television, What you get is what you got, Cause when they own the
information, oh, They can bend it all they want..
Dan Negara Indonesia,
dalam Televisi, digambarkan sebagai sesuatu yang terus-terusan
berkontradiktif satu sama lainnya. Dengan ideologi bahwa yang baik
adalah yang praktis dan instan, korupsi,
hiburan dan budaya populer seolah merupakan satu kesatuan kenyataan
dimana unsur pembentuk satu kesatuan tersebut sudah jelas bukan hal yang
disukai menjadi bagiannya.
Walau segala ini
adalah yang tersirat bukan sesuatu yang jelas memprovokasi, tapi
informasi yang terekam dalam bawah sadar adalah informasi yang berperan
besar dalam mendorong laju kegiatan pribadi dalam dimensi yang
sebenarnya.
Yang perlu dipahami oleh masyarakat awam adalah tidak semua kebenaran itu adalah benar adanya.
TV di masa depan
seperti Youtube yang memungkinkan pemirsanya untuk berinteraksi dan
memberikan kebenaran menurut versinya masing-masing adalah demokrasi
yang seharusnya. Rasanya Bukan TV dengan subsidi tidak langsung dari
para pembayar iklan dan penjual produk yang bermotif terbatas seperti
sekarang yang tidak memberi ruang untuk umpan balik yang seimbang,
selain konsumerisme produk iklan yang semakin menggila yang merupakan
perwakilan dari demokrasi politik.
Obama, seorang etnis
Minoritas, dapat memenangkan Pemilihan Presiden di Negara Amerika
serikat salah satunya berkat dukungan taipan media Televisi, Oprah
Winfrey.
Dan Politik adalah lingkup paling fundamental sekaligus puncak dari kehidupan social seseorang.
Tanpa kekuatan
politik, kompetisi masa modern yang menghasilkan disparitas antara
entitas satu dengan yang lainnya yang semakin membatas– dalam arti
absolutisme dan kekerasan yang mengikutinya bukanlah hal
yang ingin dicapai dalam pemikiran manajemen modern– ,maka kekuatan
media, paling berpengaruh pada masyarakat luas, Televisi, saat ini,
merupakan factor kunci dalam menentukan seorang menang dalam kehidupan sosial tertinggi di masa yang akan datang di Indonesia.
Orang-orang kaya
pemilik stasiun TV nasional tidak berbayar di Indonesia ini tidak
mungkin tidak signifikan dalam politik dan demokrasi Indonesia.
Tinggal siapa yang mau berpegang dan beri atensi yang lebih sekarang .
No comments:
Post a Comment